Ini fanfic ke empat gue.
Mana yang sebelom2 nya?
Ga gue post.
Kok ngepost yang ini?
Karena ini fanfic favorit gue
wkwkwkwk....
okai langsung aja ya
Title : Butterfly
Genre : Angst
Starring : Hey!Say!JUMP's Okamoto Keito
Type : One Shot
douzo~
Konser kecil di siang hari. Dan kali adalah giliran Okamoto Keito, si English Boy, untuk menyanyikan lagu solonya. Terlihat kegelisahan di mata dan raut muka Keito.
“Jya, minna... Sekarang aku akan membawakan sebuah lagu. Memang bukan lagu Jepang tapi aku ingin mempersembahkan lagu ini untuk seseorang yang sangat spesial bagiku....” Keito memulai lagunya dengan pembukaan singkat.
Terdengat sedikit jeritan dari gumpalan fans.
Dan sedikit perubahan wajah semua member HSJ yang sekarang kembali ke belakang panggung untuk beristirahat.
“It’s just for you....” hela Keito perlahan sambil mulai memetik gitar listriknya. Intro musik dengan gitar yang ia petik terlihat begitu memesona. Sampai-sampai mengundang jeritan para fans yang mungkin kagum pada kelihaian Keito bermain gitar.
I'm taking a moment just imaginin' that I'm dancin' with you
Dan Keito memunculkan sebuah gambaran di dalam kepalanya, sedang tersenyum.
I'm your pole and all you're wearing is your shoes
You got soul, you know what to do to turn me on
until I write a song about you
Ini bukan lagu yang asli ditulis Keito. Tapi isi lagu ini persis menggambarkan suasana hati Keito saat ini. Itulah mengapa ia memilih lagu ini sebagai lagu solonya. Ia sempat menggegerkan semua member dan staff saat ia memutuskan untuk mengganti lagu solonya menjadi yang sekarang ia nyanyikan.
Dan lagunya pun terus berlanjut.
-----
Keito’s POV
And you have your own engaging style
And you've got the knack to vivify
Benar-benar. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Andai saja waktu itu kau tidak muncul di hadapan ku, mungkin aku sekarang tidak akan menyanyikan lagu ini, untukmu. Tapi kau memang mengagumkan. Bahkan kau bisa mengubah pandangan ku tentang hidup. Dan kau bisa menghidupkan suasana hatiku.
And you make my slacks a little tight
You may unfasten them if you like
That's if you crash and spend the night
Setelah lama mengenalmu, jujur saja, aku semakin tidak bisa mengendalikan perasaanku. Kau itu sebenarnya makhluk apa? Sampai-sampai bisa mengendalikan orang seperti aku, yang kata teman-teman ku adalah yang paling sulit berekspresi.
“Malah menurutku, Kecchi itu lucu loh....”
Itu pendapatmu saat ditanya mengenai aku dan alasan kenapa kau suka sekali mengerjai aku. Dan Kecchi itu nama panggilan darimu. Tidak bisakah kau memberi aku nama panggilan yang lebih baik? Aku hanya tidak meminjamkan gitarku padamu. Tentu saja! Gitar ini sangat berharga dan setahuku kau tidak bisa main gitar. Jelas aku tidak meminjamkannya padamu. Dan sejak hari itu kau memanggilku dengan ‘Kecchi’ yang berarti pelit.
But you don't fold,
you don't fade
You've got everything you need
Especially me
Sister you've got it all
Tapi kau memang batu karang di tengah lautan. Kau keras kepala tahu? Tidak pernah luntur atau memudar. Dan awalnya aku tidak menyukaimu karena kau punya segalanya. Bahkan yang kelihatannya tidak mungkin untuk seorang dirimu. Ingat saat kau mau meminjam gitarku dan tidak kuijinkan? Esoknya kau bahkan langsung meminta Yuuto dan Inoo untuk menemanimu menyanyikan satu lagu. Kau suruh Yuuto bermain drum dengan improvisasi seadanya dan Inoo kau suruh bermain keyboard setelah kau berikan secarik kertas bertuliskan kunci nada lagu tersebut. Tanpa latihan sekalipun dari mereka. Dan di depan ujung batang hidungku kau bermain gitar listrik, dengan teknik yang jauh melampaui ku.
“Bagaimana, Kecchi?? Aku keren kan....” katamu seraya mencibir ke arah ku.
Ini lagu yang kau mainkan. Dan sekarang ku nyanyikan untukmu.
You make the call to make my day
In your message say my name
Your talk is all the talk,
sister you've got it all
Pip... pip...pip.... Hari itu kau mengirim pesan singkat untukku.
“Kechiiiiii......!!! Cepat datang ke rumahku!!! Aku sendirian sekarang. Orang tuaku entah kemana. Aku butuh teman... Hahahaha.... Dan hanya kau yang terpikir untuk menemaniku... Cepat ya... Lima belas menit lagi kau tidak sampai, dan kau tidak tahu seperti apa hari esok.....”
Kau, bagaikan orang yang mengatasasi ku, menyuruhku untuk segera ke rumahmu lantaran tidak ada orang di rumahmu karena kedua orang tuamu sedang pergi. Saat itu aku sangat kesal, mungkin karena perasaan ini belum tumbuh. Tapi sekarang, aku bersedia berjaga di rumah mu setiap saat kau membutuhkan ku. Bahkan jika orang tuamu mengusirku pun aku tetap akan berjaga di depan rumahmu, berusaha mencari di mana jendela kamarmu dan memperhatikan mu dari jauh. Cukup untuk melihat wajah mu yang sedang tidur saja, sudah cukup bagiku. Setidaknya aku tau kau tidak kesakitan saat tidur.
Curl your upper lip up and let me look around
Ride your tongue along your bottom lip and bite down
And bend your back and ask those hips if I can touch
Because they're the perfect jumping off point of getting closer to your
Butterfly....
“Aaaaaaa..... Terima kasih, Kecchi. Aku suka sekali....!!!!”
Kau memang aneh. Senyum dan tawa langsung terlukis di wajah dan bibir mu. Hari itu hari ulang tahunmu. Dan karena aku bingung mau memberikan hadiah apa, akhirnya aku pilih hadiah yang... agak menjijikan... Bukan karena aku ingin mengancurkan mood mu di hari jadimu. Tapi aku mengerti kau adalah orang yang menyukai hal-hal yang biasanya tidak disukai orang lain. Dan ternyata benar. Kau sangat menyukai hadiah ulat sutra dariku. Padahal perutku sendiri bergetar ketakutan saat membelinya.
“Kau sangat merepotkan tahu? Ulat-ulat itu sangat menggelikan....”
Mungkin saat aku mengatakan itu, wajah ku sangat menyebalkan ya...
Tapi kau hanya tersenyum dan berkata
“Tahukah kau, Kecchi, kalau suatu saat ulat ini akan berubah menjadi kupu-kupu?”
“Ya, tentu saja aku tahu!! Memang kau pikir aku ini bodoh apa? Tapi tetap saja....”
Aku segera menoleh padamu. Dan....
Deg! Jantung ku langsung berdegap saat melihat tatapan matamu.
Kenapa kau menatapku seperti itu?
Well you float on by
Oh kiss me with your eyelashes tonight
Or Eskimo your nose real close to mine
And let's mood the lights and finally make it right
“Karena aku sangat suka kupu-kupu...”
Hanya itu jawaban dari mu setelah sekian kalinya aku bertanya kepadamu mengapa kau menyukai ulat-ulat dari ku.
“Bagiku, kupu-kupu itu menggambarkan sebuah harapan. Sebuah perjuangan hidup.”
Dan segera kau jatuh, menimpakan semua beban tubuhmu pada satu lututmu. Sambil sedikit terbatuk-batuk, kau menutup mulutmu.
Spontan aku kaget. Dan segera memegang pundakmu yang sempat bergetar.
“Hei, Macchi... Kau tidak apa-apa??”
-----
Karena kau memberikan nama ‘Kecchi’ untukku, jadi aku memberikan mu nama panggilan ‘Macchi’ yang artinya korek api. Itu karena kadang kala perkataanmu bisa sangat pedas dan panas, dan menyakitkan. Tapi sekarang aku mungkin lebih sedikit menyadari pemberian nama itu. Sebenarnya kau adalah orang yang sangat berani. Semangat mu seperti api yang berkobar-kobar. Sama seperti korek api yang hanya mempunyai api kecil, namun bisa membakar benda lain. Sama seperti ketika kau menyulut semangat semua anggota kelas saat kelas kita kehabisan ide untuk bunkasai tahun lalu. Kau, tetap dengan gayamu yang sok mengatasi orang lain, berjalan tegas ke depan kelas. Menggebrak meja, mengajukan usul, dan mulai mengajak anak-anak sekelas berdiskusi.
Kita sering diolok-olok sebagai pasangan “MaKe”. Hanya karena rumah kita yang berdekatan dan kemampuan mu berbicara bahasa inggris yang melebihi orang Jepang. “MaKe” sendiri berarti kalah, dan nama itu kita dapatkan karena kita tidak pernah mau mengalah kalau sudah bertengkar. Aku merindukan saat-saat pemberian nama itu. Saat-saat kita masih bersama...
“Oi... Okamoto-kun! Mayu-chan! Berhentilah bertengkar...” Natsuki-san, sebagai iinchou, ketua kelas, berusaha melerai kau dan aku.
“Hahaha.... Keito, sudahlah... Mengalah saja...” kata seorang teman ku.
Tapi aku tidak pernah mau mengalah padamu. Yang ada di pikiranku hanyalah memuaskan gengsi ku sebagai laki-laki yang tengah mencari jati diri.
Kita memang selalu bertengkar, hampir setiap hari. Dan anehnya, aku malah kesepian saat kau tidak masuk sekolah, entah karena apa. Seakan bertengkar denganmu adalah gairahku. Aku masih belum tahu saat itu kalau sebenarnya aku merindukanmu, merindukan keberadaanmu. Apa kau juga begitu?
Doll I need to see you pull your knee socks up
Let me feel you upside down, slide in slide out, slide over here
Climb into my mouth now child
Aku sampai mau mati mendengar kondisi mu tahu!! Kenapa kau tidak pernah bilang padaku kalau kau ternyata sedang sakit? Kau selama ini ternyata pura-pura tegar. Dan itu semakin membuat ku merasa bersalah. Kita selama ini selalu bertengkar dan ternyata kau selama ini sakit. Apa kau bisa mengerti betapa bersalahnya aku karena selalu meladenimu bertengkar padahal kau sedang sakit??
Butterfly,
well you landed on my mind
Dammit you landed on my ear and then you crawled inside
Dan entah sejak kapan kau selalu ada di pikiranku. Entah itu perasaan gelisah, khawatir, marah, senang, rindu, atau bahkan.... suka??
Tidak, tidak mungkin! Tidak mungkin aku suka padamu. Kita selalu bertengkar dan tidak mungkin jadi pasangan kan?
Tapi kemudian aku jadi meragukan kata-kataku sendiri.
Dan ternyata, aku memang sudah jatuh cinta padamu....
Now I see you perfectly behind closed eyes
I wanna fly with you and I don't wanna lie to you
“Kecchi, lihat!! Ulat yang kau berikan untukku sudah jadi kepompong!! Sebentar lagi mereka akan jadi kupu-kupu....”
Kau berkata dengan penuh semangat, seperti biasa. Padahal saat itu kau sedang terbaring di rumah sakit yang penuh bau alkohol dan kain serba putih.
“Mereka sudah mulai berubah rupanya....”
Hanya itu yang bisa kuucapkan, sambil sedikit tersenyum, mendekatkan kepalaku ke kandang ulat-ulat yang sekarang sudah tidak terlalu menjijikan karena sudah tidak bergerak.
Tanpa sadar, ternyata wajahku dan wajahmu sangat dekat. Dan setelah menyadari situasi itu, kita sama-sama, secara serentak, memalingkan wajah ke arah yang berlawanan.
Tapi jantungku malah semakin cepat berdetak...
Cause I, cause I can't recall a better days
I'm coming to shine on the occasion
Aku sangat merindukan hari-hari bersama mu!! Ah, bisa gila rasanya, membayangkan hariku tanpamu...
Tapi memang kenyataannya kau ternyata tidak ditakdirkan sezaman dengan ku.
You're an open minded lady
You've got it all
And I never forget a face
Except for maybe my own
I have my days
Let's face the fact here, it's you that's got it all
Untuk seorang perempuan umur 15 tahun, cara pandang mu melebihi cara pandang orang dewasa, setidaknya menurutku. Entah mengapa kau tidak pernah terlihat kesal atau kecewa dengan kehidupan ini. Bahkan aku saja sering kali mengeluh, kenapa aku tidak pernah dapat solo, kenapa aku selalu diejek karena aksen ku, kenapa aku begini, kenapa aku begitu.
“Hahahahaha........”
Sial! Kau malah tertawa terbahak-bahak saat aku sedikit curhat padamu tentang masalahku. Memangnya ada yang lucu??
“Aahaha.... Maaf, Kecchi... Habisnya kau lucu sekali sih....”, kau melanjutkan kalimatmu sambil sedikit mengusap air di sudut matamu.
Bahkan kau tertawa sampai menangis!! Sungguh tak bisa dipercaya.
Tapi kemudian kekesalanku hilang, segera setelah kau, dengan kedua tangan mu yang kecil dan mulai melemah, mengacak-ngacak rambutku.
“Untuk apa kau pikirkan itu semua? Bukan kah sudah cukup kau hidup di dunia ini, bisa menikmati apa pun sesuka mu kapan pun kau mau??”
Hanya itu penjelasan darimu. Dan aku tidak bisa menyanggahnya.
Kau yang selama ini kuanggap punya segalanya, termasuk teknik bermain gitar, ternyata tidak punya sesuatu yang dimiliki semua orang, termasuk aku.
Dan aku jadi benci diriku, karena aku tidak bisa memberikannya kepadamu...
You know that fortune favors the brave
Well let me get paid while I make you breakfast
The rest is up to you, you make the call
Sial! Aku rela memberikan hidupku untukmu. Tapi aku tidak bisa.
Kenapa di saat-saat seperti ini aku makin tidak berdaya?
Aku hanya bisa melihatmu dari luar ruangan, tanpa bisa menemanimu. Padahal aku tahu kau sedang kesakitan.
Ah... Kalau saja aku bisa menggantikanmu di ruang bertirai hijau di sana.
Tapi kau tidak pernah menyerah kan? Aku tahu itu.
Kau selalu kuat, setidaknya terlihat seperti itu.
-----
Hari itu, adalah hari-hari terakhir kau diramalkan ada di dunia ini. Dan aku semakin tidak tahan melihat kondisi mu. Padahal kau terlihat baik-baik saja. Kenapa Tuhan harus merebut senyummu?
“Kecchi, kenapa sih kau sering sekali datang kemari?”
Rumah sakit, maksudmu. Tentu saja aku sering mengunjungimu!
Atau kau keberatan?
“Aku tidak pernah keberatan sih.... Hehehe....”
Bahkan kau sudah menjawabnya sebelum ada respon dariku.
Aku suka padamu. Dan ingin selalu ada di sampingmu.
Apa itu tidak cukup?
Tapi ternyata aku tidak bisa selalu menemanimu. Hari ini saja aku harus pergi dari sisimu, mengadakan konser kecil di Yokohama. Aku bahkan bolos gladi resik hanya untuk menemanimu di rumah sakit yang hanya terbaring, menunggu saat-saat terakhir. Untungnya semua teman-teman ku mengerti dan memperbolehkan ku tidak mengikuti gladi resik itu.
Tapi tetap saja, hari ini aku harus pergi. Hey!Say!JUMP tidak lengkap tanpaku, itu kan yang selalu kau katakan padaku saat perasaanku sedang terpuruk? Dan kali ini aku terpaksa meninggalkan sisimu, menggelar konser kami dengan perasaan was-was di hatiku. Aku sempat membisikkan sesuatu di telingamu. Apa kau sempat mendengarnya?
“I love you....”
-----
Butterfly....
Baby, well you've got it all....
Keito menutup lagu solonya dengan petikan gitarnya. Dan diikuti dengan teriakan para fans.
Terlihat wajah Keito yang sedikit lesu.
“Thank you....” balas Keito kepada gumpalan fans dengan sedikit tersenyum paksa.
Dan Keito segera menuju ke belakang panggung, sekarang saatnya member yang lain membawakan lagu solo.
Mungkin Keito berusaha menyembunyikan sedikit tangisnya tapi semua member mengetahui kalau Keito menangis. Dan seakan tahu semuanya, semua member membiarkan Keito larut dalam sedihnya.
Entah kenapa, setelah itu Keito merasakan sesuatu yang aneh. Seperti sesuatu dari dalam dirinya hilang lenyap.
Tiba-tiba angin bertiup di cuaca yang cerah itu, menerpa wajah Keito.
Dan seekor kupu-kupu, entah dari mana, hinggap di bibir Keito selama beberapa detik, dan kembali terbang ke angkasa. Keito pun tidak bisa menyembunyikan air matanya lagi. Ketika kupu-kupu itu terbang, Keito tahu apa yang terjadi.
Angin yang bertiup pun melambat, seakan membisikkan sesuatu.
“I love you too....”
07 September 2009
Butterfly
Posted by
時の旅人
at
2:15 PM
-fin-
Labels: fanfic, HeySayJUMP, Okamoto Keito
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment